Rabu, 27 September 2017

Mancing udang Galah di Sambas, Kalimantan Barat.

Sambas, merupakan salah satu kota di provinsi Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia dengan potensi perairan laut dan freshwater yang sangat potensial. Seperti kota-kota lain di pulau Kalimantan perairan sungai di wilayah ini masih menjadi andalan sebagai jalur transportasi antar wilayah, karena jalan-jalan dan jembatan belum tersedia untuk menjangkau daerah pedalaman yang jauh dari kota.

Selain itu, sungai di sekitar kota Sambas juga menjadi spot ideal bagi nelayan atau pemancing untuk berburu udang galah salah satu menu kegemaran masyarakat dan restoran. Udang galah memiliki nilai gizi yang tinggi. Selain itu kandungan kolesterol dalam udang galah juga cukup tinggi. Hal ini cukup membuat para penderita kolesterol harus berhati-hati dalam mengkonsumsi dan menikmati udang galah dalam jumlah yang berlebihan. 

Udang galah adalah salah satu jenis udang air tawar yang hidup di perairan dangkal. Udang galah sangat di kenal karena ukuran tubuhnya yang besar. Seekor udang galah dewasa bisa mencapai berat hingga 300gr dengan panjang hingga sekitar 30cm. Seekor udang galah memiliki tubuh yang terdiri dari ruas-ruas dengan ditutupi kulit keras dan akan terlepas pada periode tertentu digantikan dengan kulit yang baru.

Setiap tahun pada musim kemarau, udang galah mulai tumbuh besar. Biasanya ada di sekitar bulan Juli, Agustus, dan September,dimana air sungai sedang sangat jernih, hangat, dan selera makan udang tinggi.

Dengan menggunakan dua buah speedboat, kami menuju spot memancing udang galah. Di perlukan waktu tempuh sekitar satu hingga dua jam untuk mencapai spot yang potensial. Boat yang kami tumpangi menepi di sekitar akar-akar pohon yang menembus ke dasar sungai. Selanjutnya teman-teman pemancing langsung menyiapkan piranti memancing. beberapa yang penting antara lain adalah : joran dengan tipe light action (sekitar 2 - 4 lbs), mata kail khusus udang, timah untuk pemberat sekitar 30 - 50 gr, stopper untuk mengunci timah, agar tidak bergeser. Berikutnya menyiapkan umpan. umpan yang biasa di pergunakan dan paling jitu adalah cacing
Cacing di potong-potong dengan ukuran sekitar 3-5cm. 

Setelah persiapan joran selesai dan umpan cacing sudah tersedia, para pemancing segera melemparkan umpan di kedalaman sungai Sambas. Masing-masing pemancing biasanya akan memasang sekitar dua atau tiga joran di bibir boat. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan hasil tangkapan udang galah.

https://www.youtube.com/edit?o=U&video_id=TPiy17gTW3A 

Udang akan memakan umpan potongan cacing dengan menggunakan indra penciumannya. Dan pemancing tinggal menunggu saja saatnya udang memakan cacing-cacing yang sudah di turunkan ke dasar sungai.

Tiba-tiba umpan bang Dien berhasil strike. Joran dengan kekuatan kecil ini, menjadi melengkung saat mendapatkan sambaran seekor udang galah.

Selanjutnya giliran percobaan Winnie yang sukses mengelabuhi udang galah. Seekor udang galah biasanya mencari makan menggunakan capitnya terlebih dahulu, baru kemudian dipindahkan ke mulutnya. Dan joran yang lentur segera melengkung dengan tarikan halus seekor udang galah.

Berikutnya giliran Yuni yang mendapatkan sambaran udang galah. Umpan cacing yang berada di dasar sungai berhasil berbuah strike. 
Namun saat strike, pemancing jangan terburu-buru mengangkat joran, tunggu melengkung  beberapa saat hingga line sempat kendor, itu tanda telah hook-up.

Joni juga mendapatkan kesempatan strike di belakang kapal sebelah. Dengan sabar pemancing Sambas ini menggulung reel-nya. Dan akhirnya seekor udang galah berhasil landed.

https://www.youtube.com/edit?o=U&video_id=_UQytWVqipE  

Demikian juga dengan usaha Eko. Umpan cacingnya berhasil berbuah strike. Jorannya yang melengkung tajam menandakan seekor udang tengah berusaha melepaskan diri. Namun permainan sukses di menangkan pemancing asal Singkawang ini.

tips :
- pemancing juga bisa menggunakan beras sebagai trik untuk mengumpulkan ikan.
- selalu usahakan agar umpan dan timah berada di posisi dasar sungai. 

- selain dengan joran lentur, pemancing juga bisa menggunakan joran tegek, namun di perlukan ketelatenan dan naluri yang sensitif dengan gigitan udang.

- posisikan senar selalu dalam keadaan jangan sampai kendor.

sumber :
komunitasmancinggie.blogspot.co.id
istradaboy.blogspot.co.id
beritamancing.net
tribunpontianak.co.id

Sabtu, 22 Juli 2017

Kerak Telor


Kerak Telor adalah panganan tradisional khas dari masyarakat Betawi, di daerah Jabodetabek dan sekitarnya.Kerak telor sering hadir di acara-acara dengan tema Betawi, mulai dari acara adat, budaya, kesenian, hingga acara-acara modern. Kerak Telor saat ini sudah menjadi kegemaran semua warga Pulau Jawa, selain warga Betawi sendiri. Panganan ini juga telah merambah di beberapa daerah, yang muncul di acara-acara tertentu. Warga sangat suka karena rasanya yang khas dan enak, selain itu atraksi membalik wajan juga ditunggu para pembeli.

Penjual Kerak Telor Keliling

Kerak telur dibuat menggunakan bahan dari : beras ketan putih,  telur ayam atau telur bebek, ebi (udang kering) yang sudah di sangrai kering dan ditambah dengan bawang merah goreng, kemudian di tambah dengan bumbu seperti kelapa sangrai, cabe merah, kencur, jahe, merica, garam, dan gula pasir.

Salah satu yang unik dari cara pembuatan kerak telor, sang penjual membalikkan wajan saat kerak telor dalam keadaan setengah matang, untuk membuat matang sisi bagian atas kerak telor.

Resep Kerak Telor
Bahan :
- 100 gr beras ketan 
- 250 ml air
- 100 gr kelapa parut
- 15 gr ebi, seduh, sangrai, haluskan
- Telur bebek atau telur ayam (tergantung kesukaan)
- 30 gr bawang merah, goreng kering
- minyak goreng untuk menumis
- bawang merah goreng, untuk taburan


Bahan-bahan Kerak Telor
Bumbu yang dihaluskan :
- 4 buah cabai merah keriting
- 1/2 sendok teh merica butir
- 3cm kencur
- 1 cm jahe

Cara Membuat :

1. Rendam beras ketan dalam air, selama semalam, kemudian tiriskan.
2. Panaskan minyak goreng, kemudian tumis bumbu halus hingga harum.
3. Siapkan perlengkapan untuk memasak ( tungku dan arang bakaran) - tambahkan 1,5 sendok makan beras ketan pada wajan yang sudah panas.
 
4. Siram dengan 3 sendok makan air rendaman beras ketan, biarkan hingga agak kering.
5. Masukkan satu butir telur (tergantung kesukaan)
6. Tambahkan 1/2 sendok teh bumbu halus yang sudah ditumis. 1/2 sendok teh ebi, 1/2 sendok makan bawang merah goreng, 1/8 sendok teh gula pasir. 1/8 sendok teh garam.
7. Aduk rata dan atur ketebalan adonan kerak telor.

  
 8. Tutup wajan hingga matang. Kemudian balik wajan di atas bara api. Tunggu hingga adonan kerak telor benar-benar matang.
  
9. Balik kembali wajan, dan terakhir taburi adonan dengan kelapa sangrai dan bawang goreng.
  
10. Segera angkat adonan yang sudah matang agar tidak hangus.
    Kerak Telor
11. Kerak Telor siap disajikan

SUMBER :
wikipedia
http://resepmembuat.com/

Selasa, 04 Juli 2017

Lebaran di Pangkal Duri

 Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tahun ini (2017) kami berencana merayakan lebaran di kampung kakek dan nenek di Pangkal Duri, provinsi Jambi. Kami sudah lama sekali tidak berkunjung ke desa yang terletak di pesisir timur perairan Jambi ini, mungkin sudah sekitar empat tahun yang lalu.
Setelah menempuh perjalanan satu jam seperempat dari Jakarta, akhirnya pesawat sukses mendarat di bandara Sultan Thaha - Jambi. Perjalanan berikutnya dilanjutkan dengan mobil ke kota Kuala Tungkal. Dibutuhkan waktu sekitar dua hingga tiga jam, untuk mencapai kota pesisir timur provinsi Jambi ini.
Kami sempat mampir di sebuah masjid yang masih dalam proses pembangunan, untuk melaksanakan shalat Jumat.

Menjelang sore kami sudah sampai di kuala tungkal.di kota ini, kami langsung menuju dermaga, untuk naik speedboat menuju desa Pangkal Duri. Speedboat membutuhkan waktu perjalanan sekitar setengah jam untuk mencapai desa kecil di pesisir laut China Selatan ini. 
Akhirnya menjelang magrib, sampailah kami di desa Pangkal Duri.
Selepas magrib, semua penduduk menantikan kabar resmi dari pemangku dan pejabat resmi, tentang jatuhnya tanggal 1 Syawal 1438H, pada tahun ini. Hingga menjelang Isya, akhirnya didapatkan informasi resmi bahwa esok hari tanggal 25 Juni 2017 bertepatan dengan 1 Syawal 1438H.

 Salah satu ciri khas, atau mungkin keunikan dari desa Pangkal Duri adalah acara mengundang tetangga untuk berdoa bersama, sebagai tanda syukur atas semua rahmat Allah SWT, tanda syukur akan datangnya hari kemenangan Idul Fitri, mendoakan para pendahulu yang telah wafat, dan lain sebagainya. Acara ini bisa berlangsung di beberapa rumah dari samping kanan dan kiri rumah kakek. Salah satu keunikannya, tuan rumah bakal menyuguhkan berbagai masakan khas daerah setempat, mulai dari burasa, ketupat, lemang, lengkap dengan lauk pauknya, seperti : rendang, ayam asam pade, opor ayam, udang goreng, juga sayur. Selain itu kue-kue khas juga di suguhkan. Semua suguhan ini di sajikan dalam beberapa nampan, yang disusun memanjang, dimana para tamu duduk saling berhadapan, menghadap nampan. Salah satu tips untuk mengikuti acara ini adalah jangan makan terlalu banyak, karena di pastikan kita akan kekenyangan, setelah berkunjung di beberapa rumah tetangga.Hingga malam, biasa acara ini terus berlanjut, tergantung dari masing-masing tuan rumah yang bermaksud mengadakan undangan.
Acara ini masih akan terus berlanjut keesokan pagi, setelah shalat Subuh. Selepas shalat Subuh di mushalla dekat rumah kakek, beberapa tuan rumah yang di lewati akan langsung mempersilahkan jemaah sholat subuh untuk mampir dan berdoa bersama. Sama dengan acara di malam hari, jamuan ba'da shalat Subuh ini juga menyuguhkan berbagai menu makanan berat dan penutupnya yang di sajikan dalam nampan-nampan besar. Jama'ah akan berkeliling di beberapa rumah hingga sampai di rumah masing-masing.
Sampai di rumah, nenek pun segera menyajikan menu sarapan khas, antara lain ketan lemang, buras, ketupat, dengan lauk pauk nya yang lengkap mulai dari opor, rendang, hingga menu penutupnya berbagai kue-kue tradisonal masyarakat Pangkal Duri.

Satu lagi, yang unik adalah acara sholat Idul Fitri. Desa Pangkal Duri merupakan daerah aliran sungai, beberapa lokasinya masih berupa lahan-lahan basah, rawa, sehingga tidak banyak lahan atau tanah yang lapang. Sehingga biasanya sholat Idul Fitri maupaun sholat Idul Adha di selenggarakan di dalam masjid.
Acara shalat Idul Fitri di selenggarakan sekitar jam 09.00 pagi. Seluruh warga desa beramai-ramai menuju masjid, hingga tak tertampung di dalam masjid. mereka biasanya akan menggelar shaf tambahan di sekitar pelataran masjid. Sebelum di mulai, berbagai kata sambutan disampaikan oleh para tetua dan pemuka masyarakat. mulai dari imam masjid, kepala desa, hingga tetua adat. Selanjutnya adalah acara utama, yaitu shalat Idul Fitri. Acara di masjid berikutnya adalah khotbah, dengan berisikan pesan-pesan kemenangan Idul Fitri hingga pentingnya silaturahmi. Acara pun ditutup dengan saling bersalam-salaman mengucapkan mohon maaf lahir dan batin.

Jemaah akan kembali berkeliling ke beberapa rumah pemuka desa, mulai dari Kepala Desa, hingga para tetua kampung. Hampir serupa seperti acara setelah shalat Subuh, acara ini di buka dengan berdoa bersama, dilanjutkan dengan suguhan berbagai menu makanan berat, mulai dari ketupat, lemang, burasa lengkap dengan lauk pauknya,  juga dengan hidangan penutupnya yang di sajikan dalam nampan-nampan besar. Acara ini biasanya bisa berakhir pada siang hari,tergantung dari para warga yang mengundang, dengan mencegat warga-warga yang melintas di depan rumahnya. Setelah cukup dengan berkunjung di para pemimpin desa dan tetua, warga kembali ke rumah masing-masing.
Sampai di rumah kakek, acara sungkeman pun di laksanakan. Semua anggota keluarga berkumpul, mulai dari yang tua hingga cucu-cucunya berjajar, sungkem dan memohon maaf lahir dan batin pada nenek dan kakek.

Demikian sedikit cerita dari desa Pangkal Duri. trimakasih.
wassalam.



Rabu, 12 April 2017

Kakap Merah Rumpon Cangkol - Cirebon

Cirebon, salah satu kota para Walisongo menyebarkan Islam ini berada di pesisir laut Jawa. Kota yang berada di wilayah Provinsi Jawa Barat in telah menjadi kota transit sejak abad ke14. Berbagai suku bangsa para pelintas lautan pasti mampir ke kota ini, dalam perjalanan mereka menjelajah nusantara. Dan nama Cirebon yang berasal dari kata Sarumban. Cirebon pada awalnya  merupakan sebuah pedukuhan kecil yang kemudian berkembang menjadi sebuah desa yang di beri nama Caruban. Caruban berarti bersatu padu atau bercampur adalah bukti bahwa Cirebon memiliki asal usul penduduknya dari berbagai suku bangsa, mulai dari Sunda, Jawa, Tionghoa, Arab. Selanjutnya pelafalan Caruban pun berubah menjadi carbon dan kemudian menjadi cerbon. Cirebon pun terus berkembang menjadi salah satu kota besar yang ada di pulau Jawa.

Cirebon yang terletak di pesisir laut Jawa banyak menyimpan potensi perairan yang menjanjikan. Nelayan pun banyak yang menggantungkan penghasilannya dari potensi perairan sekitar laut sebelah utara Cirebon. Selain menggantungkan dari potensi yang sudah ada, para nelayan juga mencoba dengan membuat rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapan ikan. Salah satu tempat yang banyak nelayan mengusahakan rumpon adalah di dearah Cangkol. Ditempat ini, nelayan mengumpulkan material rumpon, seperti ban bekas, bambu, batu atau beton sebagai pemberat, dan daun kelapa hijau. Material bambu atau ban bekas disusun menjadi blok-blok besar sebagai rumah ikan. Di sekitar bangunan rumpon di sematkan daun kelapa yang hijau sebagai rumah bertelur dan berkembangbiak anak-anak ikan. Setelah selesai disusun, rumpon ini di angkut ke atas kapal dan di bawa ke tengah laut. Dengan bantuan batu atau beton sebagai pemberat, rumpon-rumpon ini di turunkan di kedalaman laut Jawa. Kedalaman perairan ini berkisar antara 30 hingga 50 meter. Masing-masing nelayan menandai rumpon-rumponya di peta GPS, untuk memudahkan mengechek dan memanen hasilnya. Dan biasanya setelah sebulan di tanam, rumpon sudah mulai terisi dengan ikan-ikan karang, seperti kerapu, kuniran, ikan tompel, kakap merah, dan lain sebagainya. Dalam kurun waktu sebulan, rumpon ini bisa di panen sebanyak tiga hingga empat kali.

Pada satu kesempatan saya dan teman-teman mendapat kesempatan untuk turut serta salah seorang nelayan rumpon yang akan memanen hasil usahanya. Untuk menuju spot memancing di rumpon di perlukan waktu antara 3 hingga 6 jam perjalanan laut dengan kapal nelayan. Kami berangkat dari dermaga Cangkol sekitar jam 12 malam, sebelum air di sekitar dermaga surut. Segala perbekalan, umpan dan perlengakapan memancing harus segera di pindahkan ke atas kapal agar kapal bisa segera melepas jangkar. Kapal pun segera meninggalkan dermaga Cangkol. Keadaan yang masih gelap membuat kami memutuskan untuk beristirahat saja. Segera di gelar tikar dan sleeping-bag, untuk menghangatkan badan dari terpaan angin laut yang cukup kencang. Z z z z z z.

Menjelang matahari terbit, kami sudah sampai di spot memancing rumpon. Rencananya ada beberapa rumpon yang akan kami kunjungi, untuk panen ikan sekaligus mengecek kondisinya. Rumpon yang masih bagus, ikan akan terangkat banyak dan juga memiliki variasi berat yang beragam mulai dari 1 hingga 6 kg. namun kondisi yang kurang bagus, ikan-ikan targetnya kurang maksimal, kadang malah tidak ada ikannya. Segera kami menyiapkan perangkat untuk memancing, seperti joran, reel, hingga hook yang akan kami gunakan. Untuk memancing di spot rumpon, biasanya menggunakan tehnik dasaran dengan jumlah hook minimal dua. Menggunakan umpan udang putih seukuran jari, kami segera menurunkan mata kail di kedalaman 30 - 40 meter. Berada di rumpon yang sehat, ikan-ikannya sudah pasti banyak bergerombol dan variasi ikan juga banyak. Tak perlu waktu lama untuk menunggu ikan makan, bahkan sebelum pemberat di ujung mata kail menyentuh dasaran, ikan sudah menyerobot umpan udang. Strike .. strike ... dan terus strike .. ikan-ikan karang penghuni rumpon terus kami naikkan ke atas kapal, seperti kakap merah, ikan tompel( Jenaha), kerapu, dan lain sebagainya.

Namun ikan memiliki habitat untuk berburu makanan. Ikan-ikan yang senang bergerombol ini akan menghilang sekitar jam 9 pagi. Siang hari ikan-ikan ini akan mengganas lagi untuk berburu makanan.


Lewat jam 9, kami bergeser ke beberapa rumpon lain. Namun sayang tidak banyak ikan yang berhasil kami tangkap. Hanya beberapa ikan karang, seperti Jenaha dan Kuniran. Selanjutnya kami bergeser lagi ke spot yang ke tiga. Di tempat ini ikan juga tidak banyak yang memakan umpan kami. hanya ikan kuniran yang berhasil kami angkat ke atas kapal. Ada beberapa kemungkinan yang terjadi antara lain, suhu dan arus air laut yang mulai berubah.

Menjelang siang kami mengakhiri memancing di sekitar rumpon laut Jawa ini, dan saatnya kembali ke dermaga Cangkol. Sungguh sangat menyenangkan dengan sensasi strike di sekitar rumpon. Perjalanan panjang menuju rumpon terbalaskan dengan strike ikan-ikan karang yang kadang memberikan perlawanan saat fight.

SALAM STRIKE ... keep fishing

STOP BOM, RACUN laut KITA ..

sumber : wikipedia

Senin, 10 April 2017

Strike Tengiri by Yohan-han



Setelah menempuh trip panjang di beberapa spot memancing di Jawa Timur(Surabaya) hingga Madura, akhirnya sampai juga kami di spot Pantai Tamban, Malang Selatan. Lokasi ini sejatinya merupakan tempat wisata bagi warga Malang dan Jawa Timur pada umumnya.
Pantai Tamban  terletak di desa Tambakrejo Kecamatan Sumbermanjingwetan, Kabupaten Malang. Pantai Tamban posisinya bersebelahan dengan pantai Sendangbiru. Pantai Tamban terletak sekitar 65 kilometer arah selatan dari pusat kota Malang.
Berbagai fasilitas umum cukup tersedia dikawasan ini, mulai dari MCK, tempat ibadah, lahan parkir, hingga tempat untuk menikmati kuliner lokal. Kapal-kapal nelayan siap mengantarkan para pelancong yang ingin menikmati serunya gelombang pantai selatan, sembari menikmati indahnya pemandangan alam di sekitar batu-batu karang.
Selain di peruntukkan bagi pelancong sekitar pantai Tamban, perahu-perahu nelayan ini juga bisa digunakan untuk teman-teman pemancing berburu ikan-ikan pelagis di sekitar perairan laut selatan lepas pantai ini.

Setelah menempuh perjalanan selama lima hingga enam jam dari Surabaya, kami menyempatkan diri untuk beristirahat sejenak di rumah kapten kapal yang akan mengantar kami keesokan harinya. Usai cukup beristirahat dan membersihkan diri, kami segera menikmati menu sederhana yang disediakan kapten kapal. Selain itu, kami juga menyiapkan tackle yang akan kami gunakan untuk berburu ikan-ikan pelagis. Piranti yang kami gunakan rata-rata mulai dari medium-hard hingga hard tackle, karena target yang akan kami buru adalah dengan ukuran 5kg-up. Beberapa ikan yang menjadi target kami adalah Giant Trevally, Tenggiri, dan Barakuda.

Segera setelah selesai sarapan dan setting piranti memancing, kami segera menuju kapal memancing. Kami membagi tim memancing menjadi dua kapal, dan kapal pun segera meninggalkan pantai Tamban menuju perairan lepas. Sejenak lepas dari pantai Tamban, matahari masih bersinar cerah. Namun setelah sekitar limabelas menit berada di laut lepas, hujan deras menerpa kami. Lumayan juga hujan-hujanan di tengah laut. Beruntung kami sudah membekali diri dengan rain-coat dan juga jaket pelampung. Dan beberapa kali mencari spot-spot yang potensial di pinggir-pinggir karang, akhirnya kami berhasil strikeee. Salah satunya adalah ko Yohan-han. Dengan menggunakan umpan popper, setelah melempar di sekitar riak-riak ombak, seekor ikan berhasil hook-up di ujung mata kailnya. Joran spinning-nya terus di pompa bersamaan dengan menggulung reel, untuk memaksa ikan segera merapat ke pinggir kapal. Dan dengan perjuangan singkat akhirnya seekor tenggiri sukses landed di atas kapal katir.

keep fishing, keep strike ...

STOP nge-BOM, STOP nge-RACUN, STOP SETRUM ..

Jumat, 07 April 2017

Fishing Yellow Fin Tuna - Wetar - by Riki


Yellow fin tuna atau Tuna sirip kuning atau juga biasa di singkat dengan YFT, merupakan spesies dalam keluarga Tuna. Dengan ciri-ciri disik yang mirip torpedo, YFT merupakan perenang cepat dan salah satu penjelajah lautan. YFT biasa berburu mangsa di pagi hari, sebelum matahari terbit.

Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares) adalah spesies yang banyak ditemukan di perairan pelagik samudera tropis dan subtropis di seluruh dunia. Tuna sirip kuning merupakan ikan kesukaan kesukaan para penggemar olahraga memancing. Kecepatan berenangnya menjadi salah satu tantangan para angler saat "fight" setelah strike. Efek joran melengkung dan bunyi derik reel hasil strike dengan ikan berbentuk seperti torpedo ini, menjadi incaran para angler saat bermain di laut lepas. Beberapa pemancing mempercayai jika YFT merupakan ikan tercepat dan terkuat untuk bahan dalam permainan olahraga memancing. Selain itu kualitas dagingnya menjadi incaran para pecinta kuliner ikan dan juga restoran-restoran masakan Jepang, seperti shasimi. 

Yellowfin Tuna adalah salah satu spesies tuna yang bisa mencapai berat lebih dari 180 kg (400 lb). Namun  lebih kecil dari yang ada di sekitar samudra Atlantik yakni Tuna Sirip Biru,  yang bisa mencapai lebih dari 450 kg (990 lb). Pada kedua sirip punggung dan sirip dubur, serta sirip tambahan antara sirip dan ekor, berwarna kuning cerah. Ini yang menjadikan ikan ini mendapat sebutan Sirip Kuning. Sementara di punggung kedua dan sirip anal pada spesies dewasa, hingga mendekati ekor, membentuk seperti sabit atau pedang. Sirip dada juga lebih panjang dari sirip biru tuna sejenis. Warna tubuh utamanya adalah biru metalik yang gelap, berubah menjadi perak di perut, dan memiliki sekitar 20 garis vertikal. 

video : Riki yang berada di kapal Natalia mencoba menggunakan joran spinning dan umpan metal-jig Gomame. Tak perlu lama untuk menggoda ikan di sekitar perairan Wetar, Nusa Tenggara Timur ini. Di saat jam ikan frenzy, umpan metal-jig yang baru di turunkan di setengah air, langsung di hajar ikan yang sedang mencari mangsa. STRIKEEE .. dan setelah strike bunyi reel yang berdecit menjadi pemacu adrenalin pemancing untuk bertarung dengan semangat untuk segera menaklukan ikan. dan setelah bertarung beberapa waktu akhirnya seekor ikan target, YFT sukses landed di atas kapal.


Jumat, 31 Maret 2017

Kalibiru, Kulon Progo - Daerah Istimewa Jogjakarta

Pertama kali menginjakkan kaki ditempat ini, mengingatkan masa mungkin tahun 90'an. Kala itu, saya dan teman-teman "seperjuangan" hanya bisa menikmati indahnya Waduk Sermo, yang menjadi kebanggaan masyarakat Kulon Progo. Waduk Sermo di resmikan Bapak Presiden Republik Indonesia yang ke II pada tahun 1996. Waduk ini di fungsikan untuk mengairi ribuah hektar lahan persawahan yang ada di daerah Kalibawang. Waduk ini, membendung aliran sungai Ngrancah, yang memiliki interkoneski dengan beberapa sistem irigasi yang ada di Kulon Progo. Kami hadir di waduk ini, untuk mencoba eksplore beberapa spot yang potensial dengan produk perikannnya. Namun, mungkin karena, kami datang disaat musim yang kurang pas, hasil tangkapan kami pun kurang maksimal.

Kami pun melanglang buana menjelajah daerah-daerah lain di Indonesia, hingga sekitar tahun 2013, kami berkesempatan kembali lagi ke spot ini.namun tidak untuk menikmati suasana di sekitar perairan waduk Sermo, kami bergeser ke atas, tepatnya di desa Kali Biru. yaa, kali biru. salah satu destinasi wisata yang begitu terkenal seantero negeri Indonesia. Kali Biru adalah desa di kaki Bukit Menoreh, Kulon Progo pada ketinggian 450 meter di atas permukaan air laut. Dari ketinggian lokasi ini, para pelancong bisa menyaksikan kota Kulon Progo, Waduk Sermo, Gunung Merapi dan deretan pegunungan Menoreh, serta Laut Selatan. Dari tempat ini, kita bisa menyaksikan indahnya matahari terbit dan juga matahari terbenam.

Selain menyuguhkan indahnya pemandangan, tempat ini juga menyediakan berbagai tipe wisata lain, seperti outbond, wisata alam, kuliner, pendidikan, budaya, dan juga keluarga.Selain itu ada pula pondok wisata untuk pelancong yang ingin menginap, dan juga ruang pertemuan. Fasilitas lain yang menjadi kelengkapan sebuah tempat melancong juga coba di sediakan pihak tuan rumah, seperti : toilet, tempat ibadah, lahan parkir yang cukup memadai (meski kadang harus meluber sampai ke jalanan desa karena banyaknya pengunjung yang hadir).

Kami sempat hadir di tempat wisata andalan Kulon Progo ini saat melakukan peliputan untuk sebuah program travelling sebuah televisi nasional. Kami terlebih dahulu melakukan kontak dengan salah seorang pengurus tempat wisata Kali Biru, untuk berdiskusi untuk meminta ijin apakah kami bisa melakukan peliputan. Setelah di dapat kata sepakat akhirnya kami melanjutkan diskusi tentang materi apa saja yang bisa kami liput. Beberapa item yang bisa kami liput antara lain adalah pengenalan lokasi, arena permainan outdoor, dan juga spot untuk berfoto ria. Dan akhirnya kamipun menentukan waktu liputan ke Kali Biru. Segera kami meluncur ke spot wisata yang tengah membahana ini.

Dan memang sesuai dengan harapan kami, tempat ini cukup ideal untuk menjadi spot yang menjanjikan bagi pelancong untuk menikmati indahnya pemandangan sekitar kota Kulon Progo. Semua materi yang ada di lokasi ini kami ambil(shoot) dalam bentuk video yang di guide seorang host. Mulai dari perkenalan lokasi Kali Biru yang berada di mana, dilanjutkan dengan permainan outbond yang menjadi tantangan untuk menuju spot berfoto ria. Hingga akhirnya selesai di tempat untuk berfoto-foto dengan latar belakang hutan dan Waduk Sermo.

beberapa catatan, karena tempat ini cukup ramai (apalagi di hari libur/tanggal merah) pastikan anda akan melakukan apa saja. karena seperti di spot untuk berfoto, pengunjung bakal antre panjang untuk mendapatkan sesi ber-foto. siapkan juga energi yang lebih, karena jalan menuju spot utama dari area parkir cukup menanjak dan melelahkan(namun akan terbayar dengan indahnya pemandangan).

okee, tetap semangat .. keep travelling


Selasa, 21 Maret 2017

fishing - pomfret, mata bongsang - kaito kreol strike - ujung kulon





Perairan lepas di Selat Sunda, sekitar Lampung Selatan, masih banyak menyimpan potensi ikan laut dalam yang masih terjaga. Di kedalaman lebih dari 100 meter, berbagai ikan-ikan predator masih bisa kita temukan, dan salah satunya adalah Mata Bongsang atau Golden Pomfret. Bagi para pecinta olah raga memancing, ikan ini merupakan salah satu favorit buruan saat menjelajaha perairan ini. Posisinya yang berada di kedalaman dan kemampuannya mempertahankan diri saat fight menjadi tantangan bagi pemancing saat berusaha menaikkannya ke permukaan.

Tehnik yang biasa di aplikasikan untuk berburu ikan nocturnal ini adalah dengan tehnik bottomfishing atau dasaran.Dan umpan yang bisa digunakan adalah berupa potongan ikan, biasanya ikan tongkol muda seukuran 15 - 20cm yang digunakan. Namun ini juga tergantung hasil dari hunting umpan yang di dapat di pelelangan atau nelayan. Ikan tongkol di potong-potong sebesar dua atau tiga jari orang dewasa. Sementara hook atau mata kail yang di gunakan adalah dengan menyusun berurutan 3 hook dalam satu rangkaian kawat sling. Masing-masing hook di pisah dengan jarang antara 5-10cm. Untuk ujung paling depan di beri kawat sling sepanjang 20 - 30cm, untuk di sambung dengan pemberat atau metal-jig dengan berat sekitar 400 - 600 gram. Dari pemberat atau metal-jig ini kemudian di sambung ke leader kenur yang kita gunakan.
Untuk meringankan usaha angler saat fight, joran yang bisa digunakan adalah joran over-head. Pilihannya adalah karena rasio putaran yang lebih banyak saat menggulung kenur. Selain itu, handling jorannya juga lebih fleksibel dan mudah saat menggunakan joran over-head.

Setelah semua perlengkapan siap, umpan potongan ikan tongkol segera dipasang pada masing-masing hook. Selanjutnya tinggal di turunkan di kedalaman lebih dari 100meter, dan juga setelah kita tentukan titik yang pas untuk berburu ikan ini. Sippp, tinggal kita tunggu strikee nya.

Ikan Mata Bongsang atau Pomfret adalah spesies dari keluarga Bramidae. Keluarga Bramidae, memiliki sekitar 20 jenis spesies. Ikan ini banyak ditemukan di perairan Atlantik, Hindia, dan juga Pasifik. Spesies yang paling besar yang pernah ditangkap adalah Atlantik Pomfret atau Brama Brama dengan panjang mencapai lebih dari 1 meter. Meskipun berbentuk seram dan kulit yang keras, daging ikan Mata Bongsang ini berwarna putih dan memiliki rasa yang manis. Hasil olahan daginya pun cukup lezat untuk beberapa jenis masakan, seperti bumbu woku, gulai kepala, masak kuning, dan lain sebagainya. Dagingnya pun cukup enak jika hanya sekedar di steam atau di grill saja, hmm soo yummy.

Sementara joran yang di gunakan adalah Kaito, yang di keluarkan parbikan Kreol Strike. Joran ini terbilang baru dalam jajaran joran yang di produksi Kreol Strike. Kaito di desain dan di produksi di Jepang dengan menggunakan Teknologi Carbon Fiber terbaik di Jepang. Dengan teknologi ini ini diharapkan joran menjadi lebih ringan dan lebih bertenaga dari pada joran-joran lain di kelasnya. Selain itu penggunaan ring dari FUJI K-SERIES SIC GUIDE menjadikan joran ini lebih bisa di andalkan dan mengantisipasi ekspetasi dari para angler yang menggunakannya. Jadi, joran ini sengaja di buat untuk para pemancing yang siap dengan kemampuan untuk bertarung dengan ikan secara efektif.
Joran Kaito tersedia dalam tiga seri Spining PE 6-10, Over-head PE 4-6, dan Over-Head PE 6-8.
sekian
Selamat memancing!! STOP RACUN dan BOM!!


Rabu, 15 Maret 2017

Killing Field, Phnom Penh, Cambodia

Mendebarkan, itulah kesan pertama mendengar nama "Killing Field". Dan benar saja, saat menginjakkan kaki di tempat ini,  aura keangkeran sudah terasa selepas pintu gerbang utama. Sunyi dan senyap tampak dan bisa kita rasakan saat menapaki jalan beralas ubin menuju monumen utama. Sebuah gedung yang di bangun untuk mengormati para korban keganasan tentara Khmer-Merah. Tak banyak suara yang terdengar dari para pelancong. Mereka tampak serius, mencoba menebak apa yang telah terjadi di tempat ini, beberapa dekade yang lalu. Hanya suara-suara dari pemandu wisata yang mencoba mengarahkan dan menceritakan semua hal yang berkaitan dengan tempat ini.
Jika pegunjung tidak ingin ditemani pemandu, pihak pengelola menyediakan audio dalam bentuk tape, yang menjelaskan secara detail tentang killing field ini secara detail dan berurutan. Audio tape ini tersedia dalam beberapa bahasa. Namun tidak tersedia dalam bahasa Indonesia.

Di Monumen utama yang berbentuk seperti Pagoda ini terdiri dari beberapa tingkat, yang menyimpan berbagai barang-barang peninggalan para korban, seperti pakain dan perlengkapan yang digunakan. Selainnya, adalah tumpukan tulang belulang dari para korban pembantaian. Ada pula beberapa peralatan yang digunakan para tentara untuk mengeksekusi korban di tempat ini.

Terletak di kota Phnom Penh, Cambodia, lokasi ini cukup mudah untuk dijangkau para pelancong yang ini melihat sisi lain dari sejarah manusia. Beberapa moda transportasi umum ada yang melewati lokasi ini. Namun jika ingin lebih praktis dan santai, kita bisa menyewa motor atau mobil dari pusat kota.




Killing Fields adalah salah satu tempat bersejarah bagi bangsa Kamboja, dimana lebih dari sejuta manusia di bunuh dan di kuburkan bersama-sama oleh rezim Khmer-Merah yang berkuasa dari tahun 1975 hingga tahun 1979. Khmer-Merah berkuasa di Kamboja setelah memenangkan pertikaian dalam perang saudara dari tahun 1970 hingga 1975. Selama berkuasa ini, rezim komunis Khmer-Merah menangkap dan menghukum siapa saja yang dituduh memiliki hubungan dengan pemerintah sebelumnya maupun memiliki hubungan dengan pihak luar negeri, baik tenaga ahli maupun intelektual. Di bawah arahan Pol-Pot, tentara komunis Kamboja menghukum dan menguburkan mereka yang tertuduh, secara tidak manusiawi.


Ini adalah salah satu bagian di gedung utama, yakni deretan tulang tengkorak kepala para korban pembantaian dan kekejaman rezim Khmer Merah. Pajangan ini menjadi gambaran bagaimana harga dari kehidupan dan hak azasi terabaikan.

Setelah melihat berbagai peninggalan korban kekejaman rezim Khmer Merah di gedung utama, para pengunjung mulai di giring menuju sisa-sisa ladang pembantaian. Meski menyisakan ladang-ladang terbuka, aura kengerian tetap terasa di tempat ini.
Beberapa kolam atau lobang terbuka tampak di depan pengunjung. Seperti gambar di atas, adalah salah satu lokasi pembantaian yang sudah di perbaiki, dengan di pasang atap dan pagar pembatas. Di dalam lobang ini, tertulis kuburan massal bagi 450 korban manusia. Setelah di siksa dan di eksekusi hingga mati, mereka dikuburkan dalam satu lobang ini.

Yang di sebelah kiri ini adalah pohon pembantaian. Pohon ini menjadi saksi bisu, entah berapa nyawa anak kecil dan balita di eksekusi di pohon ini. Balita yang tak berdosa, oleh para prajurit Khmer di benturkan kepalanya ke tiang pohon hingga pecah, dan meninggal seketika. 
Perjalanan masih terus berlanjut hingga ke belakang areal ini. Berbagai kisah dari masing-masing lobang menggambarkan seperti apa kekejaman sebuah rezim yang tengah berkuasa.


Miriss dan sedih ..

Selasa, 14 Maret 2017

Fishing Barracouta - Kreol Strike Kaito - Ales Tanjung - Ujung Kulon




Barakota/Barracouta

Ikan Barakota merupakan ikan nocturnal yang cukup membuat para pemancing kerepotan. Karena giginya yang tajam seri memutuskan tali pancing, baik PE maupun senar leader. Meski demikian ikan ini merupakan salah satu ikan favorit para pecinta olahraga memancing. Pertarung yang alot dan lama seringkali ditunjukkan ikan perairan laut dalam ini.

Ikan Barakota atau Thyrsites atun (Euphrasén, 1791), memiliki ciri tubuh yang panjang dengan sirip atas dengan duri-durinya yang banyak dari punggung hingga ekornya. ikan ini banyak ditemukan di laut belahan bumi selatan, dengan panjang dapat mencapai panjang 200 cm lebih. Meskipun berbentuk aneh, ikan ini merupakan komoditas penting secara komersial.

Ikan bergigi tajam namun jarang-jarang ini gemar memakan krustasea, cumi dan juga ikan-ikan kecil seperti teri. Barakota bisa di temukan di perairan laut dalam lebih dari 100 m dan menyukai suhu air laut antara 13 hingga 18 derajat Celsius.

Ikan Barakota bisa ditangkap, salah satunya dengan menggunakan tehnik koncer, dengan umpan potongan ikan. Dengan desain 3 hook berurut di pasang pada tali sling dan pemberat tertentu,umpan potongan ikan tongkol di pasang pada masing-masing hook. Dan selanjutnya hook dan umpan diturunkan di kedalaman air laut sekitar 130 - 150 meter. dann .. tinggal tunggu saja ikan target kita menggigit umpan yang sudah dipasang.

Mancing Ruby Snapper Besar di Samudra Hindia



Perairan laut dalam sekitar Samudra Hindia antara Pulau Jawa dan Sumatera sangat menjanjikan menjadi tempat bermain sport fishing. Spot-spot di kedalaman 100 hingga 200 meter masih menjadi surga bagi ikan-ikan predatornya dan juga ikan-ikan nocturnal. Dengan perlengkapan dan peralatan yang memadai, para angler bisa menjelajah spot-spot ini.


Ruby Snapper
Salah satu ikan target yang menjadi favorit para angler adalah Ruby Snapper atau juga biasa disebut dengan Snapper Ekor Panjang. Ruby Snapper sangat mudah dikenali karena dominasi warna merah di atas badannya memanjang dari depan hingga ekor, di bagian tengah berwarna merah mudah hingga dibagian bawah berwarna putih.

Ikan ini banyak tersebar di perairan tropis Indo-barat dan juga Pasifik Tengah. Sementar di perairan Australia, Ruby Snapper bisa ditemukan di bagian utara hingga barat Australia Barat, dan di bagian timur Queensland. Dan kadang-kadang juga ditemukan di bagian selatan Australia. Makanan yang sering menjadi targetnya adalah cumi-cumi, ikan-ikan kecil, dan juga krustasea.

Ruby Snapper merupakan ikan komersil dan banyak didistribusikan di pelelangan ikan. Ikan yang berada dalam keluarga Lutjanidae memiliki daging yang tebal dan rasa yang manis. Sangat cocok untuk di olah dengan bumbu-bumbu tradisional Indonesia.

Isamu Jigger
Joran yang saya gunakan adalah joran jigging Isamu Jigger keluaran dari pabrik Kreol Strike, Australia. Blanknya merupakan sebuah produk yang ramping untuk sebuah joran jigging, dan di desain untuk bermain dengan ikan-ikan laut dalam. Joran ini sangat nyaman untuk meng-handle-nya, saat fight dengan ikan besar. Selain itu kekuatan yang bertumpu di tengah hingga ke depan rod, membuat joran ini ringan dan nyaman dalam penggunaannya untuk bermain dengan ikan laut dalam. 
Joran Isamu Jigger, memiliki spesifikasi panjang 5inch, berat lure 450gr, PE 6-8, 1 pieces, dan maksimal drag adalah 18kg.

Umpan yang saya coba mainkan adalah dengan umpan potongan ikan tongkol. Dengan desain tiga mata kail besar yang di sambung dengan tali sling dan pemberat nomor 12, memberikan kepercayaan diri untuk mendapatkan hook-up ikan target dengan maksimal.

Selamat memancing!!

stop BOM, stop RACUN