Selasa, 28 Februari 2017

Kami kecil dan Kau Mahameru

Tanpa banyak kata, hanya berdoa-semoga perjalanan kami dimudahkan dan dilancarkan.
Itulah tekad, saat menjejakkan kaki di Ranu Pane, meeting point pertama. Ditempat ini juga kami bertemu dengan porter-porter yang ramah, salah satunya adalah Suwarno(cak, opo kbre?)
Setelah persiapan personal, perbekalan, logistik, dan lain-lain kamipun segera meninggalkan pos pertama ini untuk menuju puncak Mahameru.
Malam hari kami sampai di Ranu Kumbolo. Sebuah danau yang indah di tengah perjalanan kami menuju Mahameru. Kami bermalam di pinggir danau ini, untuk beristirahat memulihkan memulihkan tenaga untuk perjalanan panjang esok hari. Kami mendirikan tenda dome, untuk berlindung. Setelah tim porter menyiapkan makan malam dan minuman hangat, kami pun segera menyantapnya hingga tandas tak bersisa. 
usai makan malam, kami segera siap untuk isitrahat malam. udara dingin sekitar danau cukup memaksa kami segera masuk ke dalam tenda dome. karena rasa lelah yang merayap di seluruh badan, kami pun segera terlelap di dalam tenda dome masing-masing. malam gelap pun segera menggelayut, dan siap segera menyambut pagi bersama kabut dan embun yang menyejukkan. suhu udara yang di bawah normal, membuat kami segera bangun dari peraduan dalam dome. sementara teman-teman porter sudah siap sedia menyiapkan menu sarapan pagi dan minuman hangat. selesai beres-beres, kami pun segera sarapan pagi. suasana sarapan pagi yang cukup mewah(menurut kami), berada di pinggir danau yang indah, dengan matahari yang bersinar dengan terang, meski dengan menu yang sederhana.
selesai sarapan, kami segera merapikan semua peralatan dan perlengkapan. kami pun segera melanjutkan perjalanan kembali.
tantangan pertama setelah danau Ranu Kumbolo, adalah Tanjakan Cinta. sebuah tanjakan dengan "berjuta cerita" dari para pendaki yang telah melintasinya.sukses menyelesaikan Tanjakan Cinta, kami sudah disambut dengan  indahnya padang savana berisikan lavender yang indah, karena tengah berbunga di kawasan Oro-oro Ombo. berjalan di tengah savana yang luas ini, kami terasa sangat kecil.
selesai dari padang lavender, kami bertemu dengan rimbunnya hutan pinus. kondisi jalannya lumayan terjal, agak menanjak, sehingga membutuhkan tenaga lebih untuk menyelesaikan perjalanan di hutan ini. dan menjelang sore hari kami pun sampai di Kalimati. disini kami akan beristirahat sejenak, untuk memulihkan tenaga. teman-teman porter mendirikan tenda dome, dan mencari sumber air bersih untuk minum kami. menjelang gelap, kami pun segera mengisi perut yang sedari tadi sudah keroncongan. selasi makan, kami pun segera beristirahat, karena malam harinya sekitar pukul 00.00 kami harus segera melanjutkan perjalanan untuk menuju puncak Mahameru. sekitar pukul 23.00 teman-teman porter membangunkan kami untuk segera bersiap-siap. setelah menyiapkan perbekalan secukupnya untuk sampai pagi hari, kami pun segera berkemas, dan meninggalkan tenda di Kalimati.
 rintangan yang ada di depan mata kami sudah menghadang, tanjakan curam dan bebatuan yang lumayan sebesar genggaman. hanya mengandalkan pencahayaan dari senter masing-masing  kami mencoba mencari jalan yang ideal untuk di pijak. teman-teman pendaki mengistilahkan untuk jalur pendakian ini dengan  "naik selangkah, turun tiga langkah". benar-benar tenaga yang prima di butuhkan untuk segera menyelesaikan pendakian di jalur ini. menjelang fajar, matahari mulai melemparkan semburatnya. dan kami pun mulai menyeleksaikan jalur pendakian yang melelahkan ini. namun semua lelah yang kami alami, terbayar dengan lunas, langsung di hadapan mata kami, hamparan awan dan gunung-gunung sekitar puncak Mahameru. ya puncak Mahameru, kami pun segera bersujud syukur, mengucap ampunan, bahwa kami kecil dari apa yang sudah tercipta oleh Yang Maha Kuasa. Ammaazzzinggg, indah, .. pemandangan yang menakjubkan, tak pernah bisa di nikmati saat kita berada di dataran rendah. rasa sombong dan takabur, lenyap di tempat ini ..
 

Senin, 27 Februari 2017

Blue Fin Trevally_Krakatoa_Lampung

Bersama teman-teman dari Insane Fishing Club, Jakarta, saya mendapat kesempatan untuk mencoba salah satu tehnik memancing di sekitar perairan pulau Krakatoa, Lampung Selatan.

Langsung menuju spot-spot di karang dangkal, kami mencoba dengan tehnik popping dan casting. Dengan target ikan giant trevally, tenggiri, blue fin trevally.

Saya mencoba memainkan tehnik casting, menggunakan joran casting Zabre(kreol strike), minnow hardcore. Yang lain bermain popping di bagian depan boat, sementara saya bermain casting di bagian belakang kapal.

Setelah beberapa kali mencoba melemparkan minnow ke sekitar ombak, arus deras- akhirnyaaa STRIKEE. Seekor  ikan berhasil hook-up di minnow saya. Dengan terus menggulung reel untuk menjaga tension dengan ikan, saya mencoba memainkan joran, supaya ikan segera merapat ke pinggir kapal. Akhirnya seekor blue fin trevally yang sukses mendarat di atas kapal. Sungguh menyenangkan bisa menaikkan salah satu ikan target.

Blue fin trevally(the trevally sirip biru), memiliki nama latin Caranx melampygus. Nama lainnya cukup banyak, antara lain : jack sirip biru, king sirip biru, crevalle bluefinned, dan ulua biru.
The trevally sirip biru, banyak tersebar di perairan tropis samudra Hindia dan Pasifik, mulai dari Afrika Timur hingga ke Amerika Tengah, termasuk dari Jepang sampai Australia.
Ikan ini bisa tumbuh dengan panjang lebih dari 1meter dan berat lebih dari 40kg.
Spesies ini mudah dikenali dari sirip birunya, moncong yang meruncing, dan banyak bintik-bintik biru dan hitam di kedua sisi bagian atas.
Blue fin trevally gemar mendiami lingkungan perairan pantai, seperti teluk, laguna, dan terumbu dangkal.
Spesies ini merupakan ikan predator yang kuat, dengan gemar berburu cumi dan krustasea.

Air Terjun Sidoharjo, Kulon Progo

Suasana alam yang masih asri tersaji sesaat pengunjung memasuki setapak menuju air Terjun Sidoharjo.
Penduduk yang ramah siap menyapa setiap pelancong yang ingin menikmati indahnya pemandangan alam di wilayah kabupaten Kulon Progo ini.

Plang tanda penunjuk arah ke air terjun pun tersedia, untuk memudahkan para pelancong langsung menuju spot utama tanpa harus banyak bertanya.
Air terjun yang terletak di desa Sidoharjo, kecamatan Samigaluh, Kulon Progo ini merupakan salah satu destinasi wisata baru di kawasan ini.

Untuk menuju air terjun Sidoharjo, pengunjung bisa menggunakan kendaraan pribadi, baik roda dua maupun roda empat.
Namun, untuk angkutan umum belum tersedia dari pusat kota menuju lokasi ini. Hanya kita bisa menyewa ojek atau mobil di sekitar ibukota kabupaten, Wates.

Dari lokasi parkir, pengunjung harus berjalan sekitar 700meter, menelusuri jalan setapak, persawahan, dan juga beberapa air terjun kecil.
Pemandangan yang indah tersaji di depan mata para pelancong dalam perjalanan menuju spot utama. Ada persawahan, pegunungan Menoreh, dan juga awan yang berarak.
Dan setelah berajalan sekitar limabelas menit akhirnya sampai juga kami di spot utama, air terjun Sidoharjo.
Sesaat melihat keindahan alam ini, terbersit kata, Ammaazzingg.

Air terjun setinggi 700meter ini sungguh mempesona di mata kami.
Deburan airnya  yang menerpa kami, memaksa kami segera melepas alas kaki dan segera berendam di dalamnya.. hmmm seejukkknya.
Namun yang penting harus di perhatikan adalah suasana sekitar, karena debit airnya yang cukup besar bisa menyeret kita ke tempat yang dalam.
Selain itu, musim yang harus di perhatikan, jangan datang saat musim hujan karena spot ini dalam kondisi debit air yang tinggi, sehingga kita tidak bisa menikmati indahnya air terjun.

Satu lagi yang pantang  ditinggalkan saat berkunjung ke tempat yang indah, BERFOTO ria. Ya, berfoto adalah mutlak menjadi keharusan untuk mengabadikan berbagai momen yang akan menjadi kenangan sepanjang masa.

Mari berwisata keliling Indonesia, karena Indonesia kereennn!!

Jumat, 24 Februari 2017

Berburu Dogtooth Tuna_di Derawan dengan joran Kreol Strike-Lethal Force

Kreol Strike - Lethal Force – Light Jigging

Joran Lethal Force - Light Jigging merupakan joran one piece, berbahan dasar carbon, memiliki panjang 6 feet, berat 151 gram, PE 0.4 – 1, max. lure 40 – 60gram, dan max. drag 6kg. Joran ini cukup mumpuni untuk bertarung dengan ikan-ikan buruan. Rod keluaran dari Kreol Strike ini mampu memberikan sensasi yang menyenangkan saat menarik ikan ke permukaan. Kelenturannya membuat adrenalin pemancing mampu terpacu untuk bisa menikmati setiap gulungan reel-nya. Joran one piece ini, cukup ringan sehingga bisa kita bawa ke spot-spot memancing dengan mudah, dengan menggunakan rod barrel biasa. Handle untuk tangan juga di desain dengan apik, disesuaikan dengan bentuk lekuk jari-jari penggunanya. Namun yang harus kita perhatikan saat menggunakan piranti Light seperti ini adalah saat bertarung dengan ikan-ikan besar, kita harus banyak bersabar untuk memainkan joran, selain drag – lengkungan joran juga menjadi perhatian kita saat melakukan strike, sehingga ikan bisa sukses naik ke permukaan.

video -nya : https://www.youtube.com/watch?v=OovuRqz8-Kw

Dogtooth Tuna

Ikan target kali ini adalah Dogtooth Tuna, menggunakan umpan jig 80g – di perairan Derawan, Berau, Kalimantan Timur, Indonesia
Tuna Gigi Anjing atau Doggie (Dogtooth Tuna/ Gymnosarda unicolor), memiliki ukuran berkisar hingga 150 kg, dengan dua sirip punggung yang terpisah, diikuti oleh 6-7 finlets. Ikan ini memiliki mulut besar dengan gigi kerucut di kedua rahang. Daerah sebaran ikan ini berada di bagian Samudera Hindia hingga ke Pasifik Tengah. Tuna Gigi Anjing adalah spesies pelagis lepas pantai yang kadang-kadang terlihat berlayar di sepanjang drop offs terumbu karang. Dogtooth Tuna memiliki sikap agresif dan menghabiskan sebagian besar hidupnya berkeliaran memburu hampir semua ikan lain. Tuna gigi anjing merupaka petarung yang tangguh dikedalaman laut yang biasanya memanfaatkan struktur gugusan karang untuk membuat jengkel pemancing.

Kamis, 23 Februari 2017

Dive laut Alor_

Alor adalah salah satu pulau yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Tanah kapur banyak mendominasi wilayah ini, sehingga tak banyak yang bisa dilakukan warga lokal untuk mengolah tanahnya sebagai lahan pertanian. Kalaupun ada usaha pertanian, lebih banyak diusahakan dalam bentuk tanaman keras.

Meski demikian, pesona laut kawasan Alor cukup membanggakan. Banyak spot-spot potensial untuk menyelam ditempat ini. Karang-karang yang masih terjaga membuat banyak penyelam berdatangan untuk menikmati keindahan bawah laut.

Bersama pemandu lokal, yang berasal dari manca, saya dan teman-teman mencoba menjelajahi beberapa spot di luar teluk Alor.
Spot menyelam di perairan ini sungguh indah dan mempesona. Berbagai karang keras dan lunak tumbuh dengan bebas, tanpa banyak terusik tangan-tangan jahil. Biota lautnya, juga sangat bervariasi, menambah indahnya pemandangan bawah laut perairan Alor.

Selasa, 14 Februari 2017

Mengunjungi Alun-alun Patuxai, Laos

Patuxai(dalam bahasa Laos) memiliki arti sebagai Gerbang Kemenangan atau Gerbang Kejayaan. Patuxai dikenal sebagai sebuah monumen perang di pusat kota Vientiane, Laos. Monumen ini dibangun antara tahun 1957 dan 1968, untuk dipersembahkan bagi orang-orang yang telah berjuang dalam merebut kemerdekaan dari Perancis. Desain di dalam bangunannya, banyak dihiasi dengan makhluk mitologi seperti kinnari (setengah-perempuan, setengah burung)

Saya, berkesempatan mengunjungi monumen ini pada saat proses peliputan salah satu program travelling tv swasta, untuk membuat materi tentang kehidupan umat muslim di beberapa negara ASEAN.
Kami ditemani dua orang guide lokal. Mereka sangat ramah dan banyak membantu dalam proses peliputan kami. Mereka banyak memberikan saran "angle" yang naik tentang Patuxai. Dan secara detail menceritakan tentang sejarah Patuxai.
Di Indonesia, belum banyak saya jumpai monumen atau tugu-tugu peringatan tentang cerita sejarah perjuangan para pahlawan bangsa yang cukup mengesankan di benak masyarakat. Beberapa yang ada, hanya memberikan informasi saja. Bahkan kadang, kita merasa "angker" untuk memasukinya.
Padahal, jika dikelola dengan seksama, semua bisa menjadi kebanggaan seluruh bangsa, seperti halnya Monumen Patuxai.
Sungguh sebuah pengalaman perjalanan yang mengesankan dan tidak terlupakan.


Kamis, 09 Februari 2017

Mancing ikan "Setan" Escolar di Alor, Nusa Tenggara Timur


Alor, Luar Biasa .. itulah kesan pertama yang muncul saat mencapai spot memancing yang ada di provinsi Nusa Tenggara Timur ini. bersama teman-teman dari INSANE FISHING CLUB, kami mencoba menjelajah beberapa spot ikan-ikan monster yang ada di perairan ini.





memancing dengan target ikan escolar adalah pengalaman pertama saya. setelah sebelumnya hanya membaca dari beberapa referensi yang ada di beberapa media, saat ini saya benar-benar merasakan sendiri sensasi strike dan mencoba menaikkan ikan yang terkenal karena rupanya yang menyeramkan.

dari pertama strike hingga sampai di atas ecsolar cukup menyulitkan bagi angler. bobotnya yang diatas rata-rata cukup banyak menguras tenaga. selain itu saat sampai di permukaan, escolar masih akan berontak untuk mencoba melepaskan diri, matanya yang terkena cahaya membuat tenaganya bertambah dan berontak. umpan yang umum biasa digunakan adalah potongan ikan barakota.


Rabu, 08 Februari 2017

Kerupuk Gendar

Kerupuk Gendar




Sejak menginjakkan kaki di tanah Jawa, baru saya mengenal kerupuk gendar. Kerupuk gendar, kadang biasa disebut dengan gendar saja. Di kota saya tinggal di Magelang, Jawa Tengah, pangan ini cukup populer di medio 80 hingga 90an. Selain sebagai camilan di waktu kapan saja, penganan ini juga cocok sebagai pengganti krupuk(padahal berbahan nasi, sama-sama produk karbohidrat/ mungkin karena di goreng, jadi lebih terasa gurih sebagai teman nasi). Jadi ya, rasanya sah-sah saja kalau gendar mendapat embel-embel kerupuk.

Hmmm .. uenakk nan ..

..brsambung ..

Travel Fishing_Explore Donggala sea

30 Januari 2017

Kami bertiga bertemu di bandara Soetta, Cengkareng, sekitar pukul 04.00wib di terminal 1a.
Langsung chek in, dan dapat kursi 5c,d,e.
Jam 4.30 langsung boarding di gate 4f.
Penerbangan langsung ke Palu biasanya di tempuh dalam waktu 2,5 jam. Ada perbedaan waktu, satu jam antara Jakarta dan Palu(Sulawesi Tengah).
Akhirnya pada pukul 8.30wita kami mendarat di bandara Sis Al-Jufri di kota Palu.
Setelah ambil barang-barang bagasi, kami langsung bersua dengan Om Papi Samson, salah satu personil tim memancing yang akan meng-eksplore di perairan selat Sulawesi.
Selanjutnya, kami meluncur ke rumah makan SMJ, untuk sarapan nasi kuning dg lauk telur ayam, dan kering kentang. Lumayan untuk mengisi perut yang sudah kedingingan selama di perjalanan udara.
Selesai sarapan yang cukup berat, segera kami meluncur ke markas Samson Fishing Club di jalan Rajawali.
Setelah beramah tamah dengan teman-teman pemancing, sekitar pukuk 10.00 kami langsung meluncur ke dermaga Pangalasiang, di kota Donggala, lewat jalan darat, dengan waktu tempuh sekitar 4 jam.
Rombongan sempat mampir di sebuah supermarket untuk membeli beberapa kebutuan, seperti baterai, makanan kecil, juga minuman.
Di jalan menuju Pangalasiang, sempat terjadi  kemacetan. Ternyata ada pawai tim sepakbola lokal yang sempat lolos ke semifinal sebuah turnamen tigkat nasional di Jakarta.  Dan kami pun sempat berbarengan pesawat dari Jakarta.
Hmm kapan nyampenya ini .. guman lirih om Alam yang memboncengkan kami di mobilnya.
Lewat lohor, sekitar jam 12lewat, akhirnya kami lepas dari acara pawai tim sepakbola yang tengah bersuka cita.
13.30an mampir di Rumah Makan Itfar, di jalan trans Palu - Tolitoli, untuk sama-sama makan siang. Menu andalan warung ini adalah berbagai olahan ikan segar, mulai dari ikan bakar, ikan berkuah, dan lain sebagainya. Setelah semua kenyang kamipun segera meninggalkan rumah makan, marrii lanjutkan perjalanann.
Sekitar jam 4.00 sore kami sampai di dermaga Pangalasiang, Donggala.
Semua anggota memancing dan anak buah kapal pun segera memindahkan barang-barang dari mobil menuju kapal Berdikari2.
Untuk menuju ke spot utama memancing, di perlukan waktu sekitar 5jam perjalanan laut.
Sembari menikmati indahnya sunset di ufuk barat, teman-teman pemancing prepare peralatan masing-masing.
Lepas magrib kami langsung memainkna joran masing-masing
Beberapa pemancing sukses strike dogtooth tuna dan mata belok, antara lain om Topik, om Papi, Alam, pak Nachrawi.

31 01 2017
Jam 00.50 kami bergeser ke spot lain, karena arus yang lumayan kencang dan ikan tak juga banyak makan.
Jam 01.54 kapal Berdikari2 sampai spot ke-dua. Namun teman-teman pemancing masih tertidur, karena kecapekan. 
03.00, ikan makan mulai ramai, dan hingga pukul 04.22 pesta strike terus berlanjut, beberapa yang berhasil dinaikan, antara lain dogie, skipjack, kakap merah.
Pesta terus lanjut sampe jam 06.00, dogtooth tuna dan tongkol terus mendominasi strike.

Jam 06.30 sarapan, koki membuat bubur manado, lengkap dg sambalnya .. maknyuss
06.50 kapal geser ke spot selanjutnya
Kesempatan seperti ini biasanya digunakan pemancing untuk mandi dan membersihkan diri dan sebagian menyempatkan diri untuk tidur setelah semalaman memancing dengan tehnik jigging.

Jelang 10.00, kapal kami sampai di daerah Toli-Toli, Sulawesi Tengah. Kapal mencoba eksplore beberapa spot karang atol, dengan tehnik popping dan casting. Kapal nge-drifting, untuk menyusuri spot-spot karang atol yang masih cukup terpelihara. Ikan yang berhasil di tangkap di rilis kembali, seperti Giant Trevally.
Pukul 12.00 waktunya makan siang, dengan lauk ikan masak balado, telur goreng, dan sayur lembiding masak kuah.
selesai makan siang, kapal bergeser ke spot lain.
Kapal mencoba berputar-putar di sekitar pulau-pulau kecil atau karang-karang dangkal, mencoba beberapa spot, dengah tehnik popping dan dasaran. Namun karena arus dan angin cukup kencang, kami tidak bisa memaksimalkan potensi perairan yang ada di sekitar kapal.

Menjelang sore, sekitar pukul 17.38 - kapal bergeser ke dekat pantai. Mencoba dengan tehnik jigging, namun kurang membuahkan hasil.
Malam selepas magrib, bergeser ke arah timur. Spotnya di kedalaman 60-80m, dengan target dogie dan mata belok.
Hingga pukul 10.36, msh terus berlanjut di spot, dengan beberapa ikan yang berhasil di naikkan.
Pukul 00.27 perut pun terasa lapar, dan yang paling nyoos adalah makan indomie rebus panas ditambah cumi goreng hasil tangkapan.
Pukul 01.12 hujan turun, namun teman-teman masih mencoba memainkan joran dengan tehnik dasaran juga jigging.
Dan puncaknya, menjelang pagi hujan angin yang cukup kencang, dan kapal larat(bergeser dari spot memancing kami). Anak buak kapal pun segera berkerja keras untuk segera menaikkan jangkar, dan kapal segera bergeser ke spot yang aman. Kami mencoba mencari teluk-teluk kecil di sekitar perairan ini.

Kamis pagi, 2 februari 2017
Kapal Berdikari2, mampir ke pulau Badak, bermaksud membeli air bersih, dan beberapa kebutuhan dapur, rokok, dan juga camilan.
sekitar pukul 09.31 kapal mulai bergeser lagi, karena di pulau Badak tidak ada yang bisa di perbantukan untuk mensuplai air bersih.
Sekitar jam 11.00 - 13.00 kapal mampir ke dermaga Ogotua, untuk membeli air bersih sebanyak 2ton, dan juga beberapa kebutuhan pribadi.

Selesai mengisi air ke kapal, selanjutnya kami bergeser sekitar dua mil.
Hingga menjelang sore kami masih di sekitar spot ini, dengan eksplore menggunakan tehnik dasaran, jigging, dan popping
Namun sayang, menjelang  magrib awan  tampak menghitam, dan akhirnya hujan. Disekitarnya  kapal kami juga terlihat gelap, awan bertambah pekat, di beberapa spot sekitar ufuk sudah hujan turun.
Friday, 3 februari 2017

Pagi sudah mulai mendung. Sekitar jam 7an mulai hujan.
Kapal bergeser dan kembali ke pelabuhan untuk berteduh.
Pukul 10.20 akhirnya kapal diputuskan untuk bergerak dari dermaga Ogotua - meluncur ke arah selatan.
Ombak dan angin cukup kencang , angin bisa sekitar 8 knot, dan gelombang sktr 1-2m
1.20pm kami sudah berada disekitar perairan Donggala - ombak masih tinggi, angin juga semaking kenceng
2.30pm, kapal terpaksa merapat ke dermaga Ogoamas, Donggala
Hingga sore hari, ombak tidak juga teduh.
Jam 4 akhir ya diputuskan tim naik mobil ke Palu.
dan sebelum kembali ke Palu, kami berfoto dengan ikan tangkapan di depan kapal.