Hari ke – Empat / 12 Januari 2017 -
Gag island
Suasana
di belakang kapal, joran pancing
Gerimis di pagi hari, menyambut
kami mengawali hari. Teman-teman pemancing memainkan tehnik dasaran, casting, dan
popping di beberapa spot kapal. Menjalang pukul 07.00wit, matahari masih
malu-malu memunculkan diri. Sementara anak buah kapal beres-beres perlengkapan
dan koki pun siap memasak untuk menu sarapan, dengan bahan dari ikan hasil
tangkapan kami.
Menu
sarapan sudah tersedia
Menu sarapan sudah matang dan di
persiapkan koki kapal, kami pun segera menyantapnya dengan lahap.
Selesai sarapan, kapal mencoba
bergeser satu mil laut ke arah timur. Tehnik cast-jig yang coba diaplikasikan
di spot ini. Dengan jig-jig berukuran di bawah 150 gram, para pemancing mencoba
menggoda ikan di kedalaman air laut. Hal ini dengan harapan, tanpa banyak
memerlukan tenaga untuk memainkan joran, ikan masih akan tertarik dengan umpan
yang berkilauan. Matahari mulai bersinar terang, menjelang tengah hari.
Siang harinya, koki kapal kembali
menyiapkan menu makan siang, ikan-ikan hasil tangkapan teman-teman pemancing dengan
di goreng.
Usai makan siang, kami mencoba eksplore
beberapa titik memancing, dengan tehnik jigging dan dasaran. Matahari bersinar
cukup terik dan membuat kami cukup kehausan. Membayangkan,
segelas es teh tawar tampaknya sejuk di tenggorokan, hmmmm.
segelas es teh tawar tampaknya sejuk di tenggorokan, hmmmm.
Tiba-tiba ada info penting dari kru kapal, persediaan air mulai
menipis, demikian juga dengan persedian air galon untuk memasak. Sementara untuk
air minum masih banyak persediannya.
Sementara kapal masih mencoba
eksplore spot-spot karang di kedalaman 70 - 100m. Namun tidak banyak ikan
tangkapan yang berhasil kami naikkan ke atas kapal.
Dan akhirnya, sore hari kami mampir
ke pulau Gag, untuk menambah pasokan air bersih, membeli beberapa kebutuhan
dapur, bumbu2, makanan kecil, kepiting, kelapa muda, dan lain sebagainya.
Suasana
di Pulau Gag, Raja Ampat
Di pulau ini ada perusahaan tambang
nikel, PT. Gag-nikel. Mereka yang menyediakan kebutuhan pokok, seperti air
bersih dan listrik bagi warga sekitar pulau.
Kru sempat berinteraksi dengan
warga sekitar, bermain di pelabuhan, melihat2 suasana sekitar pulau, bermain
snoorkling, dan tak lupa berkunjung ke kepala kampung untuk beramah tamah.
Air bersih baru bisa di loading ke
kapal setelah lepas gelap, karena listrik untuk menyalakan genset pompa air
baru menyala saat jam 18.00 setempat.
Selepas magrib, kapal bergeser ke
pelabuhan milik pt. Gag-nikel untuk loading air bersih. Selain itu kelapa muda,
kepiting dan lobster juga di beli dari penduduk lokal yang menernakannya.
Loading
air bersih ke kapal
Menjelang pukul 19.00wit lewat,
tangki air di dasar kapal sebanyak dua setengah ton sudah penuh. Kapal motor Martabe
pun segera meninggalkan pelabuhan PT. Gag-nikel. Sembari kapal melaju menuju
spot memancing, kru kapal segera menyiapkan menu makan malam, ada lobster,
kepiting, dan ayam masak kecap juga.
Malam bertambah kelam, kapal sudah
sampai di spot memancing yang ideal, namun jangkar kapal tak kunjung nyangkut
di dasar laut. Karena masih banyak lumpur dan kapal berada di posisi kaki
gunung laut dan mengikuti arus.
Hingga waktu dua jam untuk
memastikan spot yang potensial dan jangkar mendarat dengan sempurna di dasar
laut.
Teman2 pun segera menurunkan jignya
dan umpan potongan tongkol. Beberapa ikan berhasil di angkat ke atas kapal,
dogtooth tuna, barakuda, big eye trevally, dan beberapa ikan karang.
Menjelang pagi, teman-teman mulai
beristirahat, Langit juga mulai mendung.
... bersambung ...
... bersambung ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar